PENERAPAN POLA PEMUPUKAN BERIMBANG 5:3:2

farm 1

Pemupukan Adalah salah satu faktor penting dalam budidaya tanaman padi sawah karena pemupukan adalah bagian upaya dalam memenuhi kekurangan unsur yang tersedia secara alami dalam tanah yang merupakan media tempat tumbuh kembangnya tanaman

Keterbatasan sumber daya yang dimiliki petani yang terus menerus melakukan pemupukan dengan pupuk kimia, sehingga kondisi tanah lahan sawah cenderung menjadi keras, hal ini sangat berpengarus terhadap proses budidaya selanjutnya dikarnakan lahan sawah disinyalir menjadi kurus unsur hara karena identik dengan keberadaan unsure organic di dalam tanah semakin bekurang, demikian pula keadaan struktur dan tekstur tanahnya menjadi kurang baik,, karena tanah yang kekurangan unsur organik akan menjadi keras, asam (ph rendah), bila tanah kering akan menjadi pecah membeling dan tak akan dapat menyimpan air dan apabila air meruah akan kedap dan kehilangan porositas, air tertahan dan banjir.

Salah satu aspek terpenting dalam pengembangan sistem agribisnis padi adalah penggunaan pupuk organik, karena hanya dengan penggunaan pupuk organiklah kondisi lahan yang lama menggunakan pupuk kimia akan dapat berubah kembali menjadi lahan yang subur,

Pola pemupukan berimbang 5:3:2 (500 Kg Organik, 300 Kg NPK dan 200 Kg Urea) adalah pemberian sejumlah pupuk untuk mencapai ketersediaan hara-hara esensial yang seimbang dan optimum ke dalam tanah, dengan tujuan untuk :

  1. Meningkatkan produktivitas dan mutu hasil pertanian
  2. Meningkatkan efisiensi pemupukan
  3. Meningkatkan kesuburan dan kelestarian tanah
  4. Menghindari pencemaran lingkungan dan keracunan tanaman

Dengan penerapan pemupukan berimbang diharapkan sesuai status hara tanah, maka kebutuhan tanaman dan target hasil (neraca hara) bisa tercapai. Adapun penentuan dosis pupuk yang sesuai status hara tanah dan kebutuhan tanaman ditetapkan dengan uji tanah. Pengelolaan bahan organik dan pupuk hayati dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas pupuk anorganik.

  1. Prinsip Pemupukan Berimbang adalah pemupukan dengan empat tepat:
    Tepat Jenis/Bentuk yaitu formula pupuk sesuai kondisi tanah dan kebutuhan tanaman.
  2. Tepat Dosis yaitu sesuai dengan status hara tanah, kebutuhan tanaman, dan target hasil .
  3. Tepat Waktu yaitu hara tersedia saat tanaman memerlukan dalam jumlah banyak
  4. Tepat Cara yaitu penempatan pupuk di lokasi tanaman secara efektif mengakses hara

Hara tanah berasal dari pelapukan bahan induk, bahan organik, air irigasi dan hujan serta pengelolaan petani. Sehingga Kesuburan tanah sangat erat hubungannya dengan bahan induk, pengelolaan bahan organik dan dosis pemupukan. Keseimbangan hara merupakan keseimbangan antara hara yang ditambah dan diambil tanaman yang muara pada suatu status hara. Jika hara yang ditambah lebih kecil dari hara yang diambil tanaman maka akan terjadi mining hara tanah (pengurasan), jika hara yang ditambah lebih besar dari hara yang diambil tanaman maka akan terjadi pengkayaan hara tanah (yang jika terjadi secara terus menerus maka akan terjadi kejenuhan) kemudian jika hara yang ditambah setara hara yang diambil tanaman maka yang demikian dinamakan pelestarian kesuburan tanah. Produktivitas tanaman akan sangat tergantung dengan ketersediaan hara, dimana dibatasi oleh ketersediaan hara dalam tanah yang paling minimum. Penambahan hara yang kurang berpengaruh terhadap ketersediaan hara lain. Jika hara yang kurang tergolong hara utama, maka produksi akan semakin rendah. Hara nitrogen (N) sangat dibutuhkan, hara P dan K tergantung status haranya. Sedangkan waktu pemupukan disesuaikan dengan stadia pertumbuhan tanaman.

Dalam praktek, efsiensi pemupukan ditingkatkan dengan cara-cara:

  1. pupuk setelah disebar rata dicampur atau diaduk dengan lumpur, misalnya pemupukan bersamaan dengan menggaru atau melandak rumput, sehingga kehilangan pupuk tidak terjadi
  2. pemupukan dilakukan pada saat air tidak mengalir, tetapi tanah dalam keadaan macak-macak, sehingga pupuk yang larut segera diikat oleh partikel-partikel halus dalam tanah, dan
  3. Penetapan kebutuhan dan waktu aplikasi pupuk berdasarkan alat bantu seperti Bagan Warna Daun untuk pupuk Nitrogen.

Hasil penelitian menunjukkan, pemakaian Bagan Warna Daun (BWD) dalam kegiatan pemupukan N dapat menghemat penggunaan pupuk urea sebanyak 15 – 20% dari takaran yang umum digunakan petani tanpa menurunkan hasil.

Maka sebaiknya setiap petani harus memiliki bagan warna daun tersebut Bagan warna Daun (BWD) adalah alat bebentuk persegi empat yang berguna untuk mengetahui kadar hara N tanaman padi.

http://pertanian.magelangkota.go.id/informasi/teknologi-pertanian/123-penerapan-pemupukan-berimbang-spesifik-lokasi

https://cangkingan.desa.id/artikel/2021/6/27/teknik-pemupukan-tanaman-padi-yang-tidak-semua-orang-tahu

Subscribe to our Newsletter

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.

Share this post with your friends

Pupuk Organik GRAMOFERT

Pupuk Organik GRAMOFERT

Pupuk Organik Keunggulan Pupuk GRAMOFERT Pupuk Organik- Pupuk Organik GRAMOFERT (Granul Malingping Fertilizert) adalah zat hara tanaman yang berasal dari bahan organik tersusun dari material

Read More »
pupuk organik granul dari PT Sinar Makmur Organik

MANFAAT PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK

Sejarah penggunaan pupuk pada dasarnya merupakan bagian daripada sejarah pertanian. Penggunaan pupuk diperkirakan sudah dimulai sejak permulaan manusia mengenal bercocok tanam, yaitu sekitar 5.000 tahun

Read More »

CUKA KAYU (WOOD VINEGAR)

Cuka Kayu (Wood Vinegar) merupakan cairan organik yang dihasilkan dari proses kondensasi asap pembakaran biomassa seperti kayu. Cuka kayu juga disebut sebagai asap cair/pyroligneous acid.

Read More »